JURNALPOST.COM, MAKASSAR — Setiap tanggal 24 Maret dikenal dengan hari Tuberkulosis (TB) sedunia, karena hari ini adalah hari dimana Robert Koch pertama kali mengumumkan telah menemukan penyebab penyakit TB atau Mycobacterium tuberculosis.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) beberapa tahun silam, di Indonesia setiap harinya 300 orang meninggal karena TB, setiap tahunnya 100.000 orang meninggal karena TB, sementara itu, lebih dari setengah juta pasien baru terinfeksi TB.
TB adalah pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan peringkat 3 dalam daftar 10 penyakit pembunuh tertinggi di Indonesia. Sementara itu, sebagian besar penderita TB adalah usia produktif antara 15 – 55 tahun.
Menanggapi hal itu, sekertaris Relawan Matahari Andalan (Prof Nurdin Abdullah – Andi Sudirman Sulaiman) Abdul Haris Zainuddin mengungkapkan bahwa seharusnya peringatan hari TB dijadikan momentum baik oleh pemerintah maupun masyarakat untuk memperkuat sinergi dalam menanggulangi tuberkulosis.
Haris mencontohkan, ada organisasi besar di masyarakat khususnya di Sulawesi selatan yang begitu getol dalam mengentaskan kasus penyakit TB yaitu Aisyiyah.
“Yang perlu kita apresiasi dari Aisyiyah, mereka menerjunkan kader kadernya untuk mencari orang orang yang diduga terkena penyakit tuberkulosis. Kemudian mereka melakukan pendampingan pengobatan sampai sembuh,” papar pemuda asal kabupaten Gowa itu, saat ditemui di Kafe Daeng, Sabtu, (24/3/2018) malam
Haris berpendapat jika pemerintah serius menanggulangi TB, seharusnya program seperti yang dilakukan Aisyiyah ini diadopsi menjadi program pemerintah, agar pemberdayaan masyarakat bisa lebih optimal.
“Saya yakin jika Prof Nurdin Abdullah terpilih, program seperti ini akan diadopsi oleh pemerintah provinsi,” tutup aktivs Pemuda Muhammadiyah itu.(Rls)
