35.2 C
Jakarta
4, Mei, 2024
JurnalPost.comWisataJembatan Cinta Penuh Pesona di Bekasi

Jembatan Cinta Penuh Pesona di Bekasi

Jembatan Cinta di tengah kawasan hutan mangrove, Kecamatan Taruma Jaya, Bekasi Utara, Kamis (19/11/2020). (Syifa Santika Wisesa)

JURNALPOST – Terletak di antara kawasan industri yang letaknya tidak jauh dari Pusat Pemerintahan Republik Indonesia. Membuat Bekasi lebih dikenal sebagai kota dengan beragam area pemukiman. Ketika penduduk setempat ditanya, “Apa tempat wisata yang menarik di sini?”. Belum tentu semua orang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Mereka akan kebingungan atau mungkin menjawab hutan kota dan taman kota.

Namun, ternyata Bekasi memiliki destinasi wisata yang unik dan menarik. Namanya adalah Jembatan Cinta yang merupakan lokasi tempat pembudidayaan pohon mangrove di Kampung Paljaya, Kecamatan Taruma Jaya, Bekasi Utara.

Lokasinya yang relatif jauh dari pusat Kota Bekasi membuat tidak banyak orang yang tahu bahwa ada hutan mangrove sebagai destinasi wisata di dekat tempat tinggal mereka. Rata-rata penduduk Jabodetabek akan lebih sering mencari tempat wisata di wilayah Jakarta, Bogor, maupun Bandung untuk refreshing sehingga tidak menyadari eksistensi dari tempat ini.

Kini kita dapat menjadikan Jembatan Cinta sebagai pilihan alternatif untuk melihat hutan mangrove selain pergi ke hutan mangrove yang terletak di PIK, Jakarta Utara. Karena Jembatan Cinta juga tidak kalah indahnya.

Salah satu spot foto favorit di Jembatan Cinta, Kamis (19/11/2020). (Syifa Santika Wisesa)

Tempat ini pertama kali dikelola oleh warga Kampung Palbusuk (kini bernama Kampung Paljaya) pada akhir tahun 2013 agar dapat memanfaatkan SDA yang ada. Tujuan awal dibuatnya tempat ini adalah sebagai pusat pembelajaran pohon mangrove yang lambat laun menjadi destinasi wisata.

Warga setempat hanya membutuhkan waktu satu tahun untuk membangun dan mengelola tempat ini. Dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 2015 warga Kampung Paljaya mendapatkan bantuan berupa suntikan dana dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bekasi agar dapat mengelola Jembatan Cinta menjadi lebih menarik.

Asal-usul dari nama Jembatan Cinta juga bukan tanpa alasan. Pada awal berdiri, tempat ini bernama jembatan PRPM karena menghubungkan daratan dengan wilayah Pusat Restorasi Pembelajaran Mangrove (PRPM). Tak lama setelah itu, tempat ini sering dijadikan tempat nongkrong para remaja di sore hari sembari melihat matahari terbenam. Tidak jarang mereka yang bertemu dan berbincang di jembatan ini kemudian menjalin asmara. Oleh karena itu, tempat ini dinamakan Jembatan Cinta.

Untuk mengunjungi tempat ini dapat diakses menggunakan kendaraan pribadi, mobil maupun motor, dengan jarak tempuh kurang lebih 1 jam dari pusat Kota Bekasi. Biaya masuk untuk mengunjungi tempat ini juga terbilang cukup terjangkau. Hanya sebesar Rp.5.000 untuk motor, Rp10.000 untuk mobil, dan Rp2.500 per orangnya. Jembatan Cinta beroperasi setiap hari dari pukul 06.00 hingga 00.00 WIB.

Diketahui terdapat empat jenis mangrove yang dibudidayakan di PRPM Jembatan Cinta ini, yaitu mangrove pidada, mangrove bugem, mangrove api-api, dan mangrove Rizhopora sp. yang secara umum dikenal sebagai bakau, kenongan, atau pendeka.

Gerbang menuju restoran Saung Cinta, Kamis (19/11/2020). (Syifa Santika Wisesa)

Dan jangan lupa apabila berkunjung ke sini, siapkan sandal jepit untuk berjaga-jaga jika air laut sedang pasang. Selain menikmati indahnya hutan bakau, kita juga bisa memanjakan selera kuliner dengan mengunjungi restoran Saung Cinta. Di sana kita bisa menikmati makan siang dengan suasana alam yang nyaman dan asri.

Kapal yang dapat disewa untuk berkeliling hutan mangrove, Kamis (19/11/2020). (Syifa Santika Wisesa)

Selanjutnya kita dapat menyewa kapal dengan tarif Rp20.000 per orang untuk berkeliling sekitar wilayah hutan mangrove sampai Sungai Jingkem. Hanya dengan waktu 15 menit, kita dapat menikmati pemandangan yang lebih indah di sana. Pengemudi kapal yang mengantar kita juga akan bercerita tentang sejarah Jembatan Cinta, cara membudidayakan pohon mangrove, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan tempat tersebut.

Daripada jauh-jauh pergi keluar kota. Yuk kita berkunjung ke Jembatan Cinta sambil menikmati makanan dan matahari terbenam di tengah-tengah hutan mangrove bersama teman maupun keluarga.

Penulis: Syifa Santika Wisesa/Mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi, Program Studi Televisi dan Film, Universitas Padjadjaran

Rekomendasi untuk anda

Jangan Lewatkan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini