28.3 C
Jakarta
27, April, 2024
JurnalPost.comNewsWarga Peru Membantu Perang untuk Israel

Warga Peru Membantu Perang untuk Israel

Hak Istimewa Israel

Oleh: Muthi’ah Bunga Permata (Mahasiswi Prodi Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi, IPB University)

JurnalPost.com – Warga Peru merupakan warga negara yang berasal dari negara Amerika Serikat dengan jumlah penduduk ketiga terbesar di dunia. Hal tersebut berkaitan dimana pemerintah Negara Peru membuat wewenang bahwa mengizinkan warganya untuk berpartisipasi dalam perang genosida di Palestina. Berawal dari salah satu warga Negara Peru yang bergabung dengan Israel untuk berperang dan terbunuh di jalur Gaza. Yuval Lupez merupakan seorang warga negara yang tidak berasal dari Negara Peru saja, namun ia juga keturunan dari Negara Israel yang bertugas sebagai cadangan di Angkatan Pertahanan Israel. Kematian ini memberikan penyesalan kepada Pemerintah Negara Peru dan memberikan izin kepada warga negara Peru untuk terlibat dalam perang.

Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa Negara Palestina diperangi oleh Negara Israel saja. Salah satunya Negara Peru yang terlibat dalam perang Palestina yang dikarenakan adanya terbunuh warga negara. Menurut detiknews ada sekitar lima negara yang mendukung Israel dalam perang melawan tentara Hamas Palestina bahkan menawarkan bantuan militer kepada Israel. Selain itu, Negara Amerika mengirimkan amunisi dan sejumlah peralatan canggih lainnya untuk membantu Israel menyerang Gaza.

Terlibat dalam Tumpah Darah di Gaza
Peperangan di jalur Gaza hingga sekarang belum juga selesai, semakin banyak bertumpahan darah yang terjadi. Bahkan Negara Israel menutup rapat kondisi yang ada di wilayah tersebut. Banyak berita bahkan isu yang tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi di tempat. Adapun berita yang dimuat mencantumkan bahwa tentara Hamas yang menyiksa bahkan membunuh tanpa alasan warga negara lain. Salah satu contoh seperti terbunuhnya warga negara Peru, sehingga masyarakat dibuat bingung oleh berita. Terlibatnya peperangan tidak seharusnya negara lain memberikan opini bahkan isu yang tidak nyata dalam situasi perperangan ini.

Rencana gencatan senjata pada Gaza di pertemuan Sesi Khusus Darurat ke-10 yang dihadiri 179 negara ditolak oleh 14 negara, yaitu Negara Amerika Serikat, Austria, Ceko, Federasi Mikronesia, Fiji, Guatemala, Hungaria, Israel, Kroasia, Kepulauan Marshall, Republik Nauru, Papua Nugini, Paraguay, dan Tonga. Akhirnya gencatan senjata pun dibatalkan dan hingga sekarang Negara Palestina tetap berlanjut perang tumpah darah tepatnya di wilayah Gaza. Krisis air dan makanan pun terjadi pada Palestina karena ditutupnya bantuan dari negara lain untuk Palestina oleh Israel. Hal tersebut membuat Negara Israel lebih mudah untuk menjajah Negara Palestina bahkan ada beberapa wilayah yang sudah diratakan tanahnya oleh Israel. Amerika Serikat turun tangan dalam peperangan yang terjadi di Palestina.

Perlunya Membangun Komunikasi pada Negara
Seharusnya negara lain tidak turut dalam peperangan tumpah darah di Palestina bahkan turun tangan dalam serangan yang langsung menuju ke wilayah Gaza. Tidak disalahkan juga jika negara lain ikut membantu bahkan berpartisipasi dalam peperangan ini. Namun perlu dipahami bahwa terjadinya suatu negara akibat dari kesalahpahaman serta keserakahan terhadap apa yang ingin diraihnya. Persatuan antara Israel dan negara yang mendukungnya terutama Amerika Serikat tentunya mempunyai misi tertentu mengenai tanah Palestina melalui terbunuhnya warga negara mereka. Jika dipahami lagi bahwa bukan negara mereka saja yang terbunuh dalam peperangan tersebut. Namun Negara Palestina lebih banyak bahkan disiksa terlebih dahulu sebelum membunuh warga negara Palestina. Hal tersebut didukung oleh data dari website NU Online yang tertulis bahwa lebih dari 24 ribu warga sipil Palestina terbunuh oleh agresi Israel sejak perang yang meletus pada tanggal 07 Oktober 2023 lalu.

Suatu negara jika sudah menjalankan misi atau tujuan tertentu, komunikasi antar negara tidak lagi dipertahankan. Komunikasi dimana harusnya mendiskusikan sebab penyebab dan melihat kembali awal dari perang tersebut. Bukan hanya membuat surat perdamaian dengan isinya setengah tanah Palestina dikuasai oleh negara lain, wajar jika Palestina tidak setuju dan memilih untuk melanjutkan perang. Tanah suatu negara merupakan identitas atau tanah kelahiran sesorang yang dapat mudah dikenal orang lain. Palestina juga merupakan negara yang mendapatkan julukan negeri para nabi karena banyaknya utusan Allah SWT yang diutus di negara tersebut. Hal ini merupakan negara Palestina tidak ingin diambil tanahnya bahkan rela tumpah darah demi tanahnya tidak diambil oleh negara lain.

Negara bukan hanya tempat suatu kedaulatan yang ditegakkan pada masyarakatnya akan tetapi negara sebagai tempat atau wadah untuk berkomunikasi antar negara dalam bertukar pikiran mengenai ide atau gagasan baik buruknya suatu tujuan. Negara Peru, Amerika Serikat juga tidak seharusnya turut ikut dalam peperangan yang terjadi di Palestina hingga sekarang begitu pun negara lainnya jika permasalahannya itu hanya kesalahpahaman yang terjadi pada Negara Israel. Komunikasi pada negara harus dikuatkan dan ditegakkan kembali keadilan pada suatu negara yang tidak bersalah.

Rekomendasi untuk anda

Jangan Lewatkan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini