26.9 C
Jakarta
26, April, 2024
JurnalPost.comKesehatanIroni Limbah Kosmetik : Mempercantik Manusia Namun Mencemari Lingkungan

Ironi Limbah Kosmetik : Mempercantik Manusia Namun Mencemari Lingkungan

JURNALPOST – Kosmetik merupakan zat perawatan yang digunakan untuk meningkatkan penampilan dan berasal dari campuran berbagai bahan kimia. Namun terdapat juga kosmetik yang berasal dari bahan alami. Kosmetik dikategorikan dalam beberapa jenis. Salah satu jenis yang umum digunakan adalah make up. Produk ini memang sangatlah identik dengan kaum wanita. Wanita memiliki citra tersendiri terhadap berbagai produk make up. Kosmetik kini bukan hanya menjadi kebutuhan tersier, wanita bahkan menjadikan make up sebagai kebutuhan utama untuk menunjang penampilannya. Banyak yang merasa dengan menjadi cantik atau berpenampilan menarik, tingkat kepercayaan diri kita akan meningkat begitupun performa pekerjaan kita.

Menariknya, kini trend kosmetik bukan hanya untuk kaum wanita, banyak produk kosmetik untuk kaum pria yang bermunculan. Mulai dari produk perawatan kulit hingga make up khusus pria. Begitu pula produk kosmetik untuk kaum wanita, kini tingkat produksi dan konsumsi juga turut meningkat. Meningkatnya trend kosmetik ini juga didukung dengan promosi yang ada di media sosial. Kita ketahui bersama banyak sekali inluencer terutama di bidang kosmetik kini makin marak memenuhi media sosial.

Cara promosi yang menarik dan simple membuat konsumen makin tertarik untuk menjajal produk tersebut. Melonjaknya trend kosmetik juga diakibatkan oleh kehadiran e-commerce yang memudahkan konsumen untuk berbelanja. Kini kita ketahui bersama banyak e-commerce terutama yang menyediakan produk kecantikan merajai pasar dagang Indonesia. Beberapa alasan yang menjadikan kehadiran e-commerce meningkatkan tingkat konsumsi kosmetik adalah kemudahan konsumen untuk membandingkan harga, memanfaatkan promosi khusus, dan menemukan produk baru.

Trend penggunaan make up dan kemudahan untuk mendapatkannya juga berpengaruh terhadap peningkatan budaya konsumtif kosmetik masyarakat Indonesia. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan I tahun 2020, kinerja industri kimia, farmasi dan obat tradisional (termasuk sektor kosmetik) mengalami pertumbuhan yang gemilang sebesar 5,59%. Data ini menunjukkan bahwa produksi kosmetik di Indonesia sedang meningkat. Meningkatnya produksi ini tentunya berbanding lurus dengan tingkat konsumsi kosmetik itu sendiri di Indonesia.

Meskipun membawa dampak postitif di bidang perekonomian, namun yang sangat dikhawatirkan adalah budaya konsumtif masyarakat yang makin mendarah daging tanpa mempertimbangkan prioritas dan kebutuhan penting lainnya. Kebutuhan terhadap produk kecantikan yang mestinya berada pada urutan tersier kini sudah berubah menjadi kebutuhan primer terutama bagi mereka yang bekerja di bidang entertainment.

Budaya konsumtif terhadap kosmetik tersebut tentunya membawa second effect sendiri yaitu menumpuknya limbah kosmetik mulai dari limbah bahan pembuatan hingga limbah tempat atau wadah kosmetik tersebut. Dapat dibayangkan bila satu wanita saja menggunakan sekitar 10 macam kosmetik maka berapa ton sudah limbah yang disumbangkan oleh bidang kosmetika. Tentunya hal ini menambah ironi sampah di Indonesia, menambah daftar panjang limbah setelah limbah industri dan limbah rumah tangga.

Apabila dipertanyakan kontribusi apa yang diberikan kosmetik terhadap pencemaran lingkungan, ada beberapa alasan. Industri kosmetik ikut menyumbang pencemaran lingkungan, terutama mikroplastik. Beragam jenis limbah ada dalam produk kosmetik harian, contoh paling nyata adalah botol, mangkuk, dan palet yang digunakan sebagai tempat kosmetik. Ketiga wadah tersebut kebanyakan terbuat dari plastik sekali pakai. Selain itu penggunaan bahan kimia pada produk kosmetik tentunya memberikan sumbangsih terhadap pencemaran lingkungan terutama saat penanganan limbahnya tidak tepat.

Meskipun kini mulai bermunculan produk kosmetik yang berlabel ramah lingkungan, kita tetap perlu memasifkan lagi upaya penanganan limbah dan konservasi lingkungan. Salah satunya adalah dengan menggunakan botol,wadah atauun cup kosmetik kita sebagai tempat refill. Usahakan tidak langsung membuangnya. Selain itu kita dapat memanfaatkan wadah bekas kosmetik kita sebagai kreasi unik sehingga memiliki nilai lebih bahkan dapat juga dikomersilkan sebagai produk olahan limbah.

Langkah kedua yang bisa dilakukan adalah dengan membatasi atau mengurangi penggunaan kosmetik yang tidak sangat diperlukan. Kebiasaan yang kini sering menjangkiti masyarakat adalah membeli sesuatu tanpa memperhatikan skala prioitas dan cenderung hanya untuk memenuhi kepuasan mata. Kebiasan ini tentunya sangat disayangkan terlebih lagi product yang digunakan hanya sekali pakai.

Perlunya edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya menggunakan kosmetik sesuai kebutuhan. Edukasi ini bisa disalurkan secara kreatif melalui media sosial. Selain edukasi pentingnya mengurangi budaya konsumtif, masyarakat juga memerlukan edukasi terhadap informasi kosmetik mana yang ramah lingkungan mulai dari bahannya hingga wadah yang digunakan. Langkah-langkah ini memang terlihat sebagai langkah kecil, namun apabila semua kita lakukan secara konsisten maka hasilnya akan sangat signifikan terutama untuk penanggulangan pencemaran lingkungan. Pada hakikatnya manusia memang selalu terdorong untuk menjadi cantik atau indah, namun ada hal yang lebih terpenting adalah lingkungan kita tidak berhak menjadi pelampiasan keinginan kita, lingkungan juga memiiki hak untuk menjadi cantik.

Penulis : Helsa Nanda Yova Putri, Mahasiswi Tadris Biologi UIN Jakarta

Rekomendasi untuk anda

Jangan Lewatkan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini