JURNALPOST – Strategi PGN terkait pengelolaan limbah adalah mengurangi limbah dari sumbernya (reduction at source). PGN berusaha mengurangi jumlah limbah melalui perencanaan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pembuangan limbah. Sebagai contoh, mengganti lampu yang menggunakan mercury dengan lampu Light-Emitting Diode (LED) secara bertahap, sehingga menurunkan timbunan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Adapun untuk mekanisme pengolahan dan pembuangan akhir limbah B3, PGN tidak memiliki unit pengolahan maupun pembuangannya sendiri. PGN menggunakan jasa kontraktor pengelolaan limbah B3 yang merupakan pihak ketiga yang memiliki izin pengelolaan limbah B3, baik izin pengangkutan, pengumpulan, pemanfaatan, pengolahan, maupun penimbunan sesuai regulasi yang berlaku.
Sedangkan metode pengelolaan dan pembuangan Limbah Non B3 adalah pertama dipilah dan dikumpulkan berdasarkan jenis limbah. Untuk sampah kertas, yang baru terpakai pada satu sisi dapat digunakan kembali pada sisi sebaliknya. Selanjutnya sampah kertas yang sudah tidak dapat digunakan serta limbah Non B3 lainnya yang telah dipilah dan dikumpulkan berdasarkan jenis limbah diangkut ke Tempat Pembuangan Sementara kemudian ke Tempat Pembuangan Akhir bekerja sama dengan Dinas Kebersihan Daerah. Kontraktor limbah Non B3 adalah Dinas Kebersihan Daerah setempat atau mitra yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah.
Beberapa bentuk program CSR PGN yang merangkum upaya mencapai keenam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada pilar Lingkungan: Pemanfaatan lahan kosong, Bantuan Keanekaragaman hayati, Pembuatan Arboretum, Revitalisasi, Pengembangan Tanaman. Dalam pelaksanaan program-program pelestarian lingkungan, pada tahun 2019 PGN mengeluarkan anggaran sebesar Rp 17.505.307.854 sebagai tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan.
Oleh: Vina Anggraini 2017-132/Wahyu Sri Kristanti 2017-152/Hafidatul Ainiyah 2017-160 (Universitas Muhammadiyah Malang)
