JURNALPOST – Pembelajaran Jarak Jauh atau (PJJ) adalah pendidikan formal berbasis lembaga dimana peserta didik dan guru berada dilokasi terpisah sehingga untuk menghubungkan keduanya dibutuhkan sistem telekomunikasi sebagai sumber dan perantaranya, salah satu bagian dari PJJ adalah pembelajaran daring (online).
Kemajuan teknologi menjadi tantangan baru didunia pendidikan saat ini, apalagi memasuki masa pandemi covid-19, PJJ mulai diterapkan oleh pemerintah sebagai alternatif pengganti pembelajaran tatap muka di sekolah.
Pada pelaksanaannya tentu begitu banyak hambatan yang dialami oleh guru, siswa, maupun orang tua siswa. Menanggapi hal tersebut, Wahida Kusuma, salah seorang mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta yang sedang melaksanakan KKN Tematik Pencegahan covid19 (dengan DPL : Ibu Dewi Indriati Hadi Putri, S.Pd., M.T.) mengadakan survey melalui google formulir secara daring kepada orang tua siswa kelas 6 di salah satu sekolah di Padalarang, Bandung Barat.
KKN Tematik Pencegahan covid-19 ini mengedepankan program pencegahan covid-10 di sektor Pendidikan, salah satunya adalah program pendampingan kepada orang tua siswa selama pembelajaran daring. Adapun survey yang dilakukan adalah untuk mengetahui respon orang tua terhadap pembelajaran daring dari rumah selama masa pandemi covid-19, berikut hasil survey yang telah dilakukan :
Berdasarkan hasil survey diatas dapat diketahui 100% respon dari 26 orangtua siswa menginginkan pembelajaran tatap muka dilaksanakan Januari 2021, 65,4% respon dari 26 orang tua siswa merasa kesulitan dalam mendampingi anak belajar secara jarak jauh dirumah dan 34% masih membantu siswa sebisanya, serta 84% orangtua siswa tidak setuju jika pembelajaran daring terus dilaksanakan.
Dapat disimpulkan bahwa orangtua siswa sebagian besar lebih memilih pembelajaran untuk anak-anaknya dilaksanakan secara luring atau tatap muka, dibanding secara daring (online) karena banyak hambatan dan tantangan saat pelaksanaan pembelajaran daring.
Hal ini sejalan dengan langkah Kemendikbud kemarin (20/11/2020) saat mengambil keputusan untuk melakukan pembelajaran tatap muka pada bulan Januari 2021 mendatang. Wahida berharap hasil survey ini menjadi pertimbangan untuk lebih menindaklanjuti hasil keputusan Kemendikbud tersebut kedepannya.
Padalarang, (21/11/2020)