33.1 C
Jakarta
28, April, 2024
JurnalPost.comKabar TNIModernisasi Alat Pertahanan China, Peningkatan Militer China yang dianggap menjadi boomerang ancaman...

Modernisasi Alat Pertahanan China, Peningkatan Militer China yang dianggap menjadi boomerang ancaman bagi negara tetangga terdekatnya khususnya Jepang?

Dibuat oleh : Aishah Mardiansyah (11211130000030)

JurnalPost.com – Berawal kutipan dari DR. Yanyan Mochamad Yani, Drs.,M.A., berjudul “Makna Pengembangan Kekuatan Militer China”, menyatakan bahwa modernisasi militer China awalnya berakar dari Reformasi Ekonomi dan Keterbukaan (Gaige Kaifang) sejak masa pemerintahan Deng Xiaoping. Dimana saat itu telah direncanakan perombakan besar-besaran untuk China yang disebut sebagai “The Four Modernization” (sig e xian dai hua), dan di dalamnya meliputi modernisasi di bidang pertanian, industri, teknologi, dan pertahanan. Dalam pembahasan ini, modernisasi militer berada di urutan terakhir karena ketika modernisasi di bidang pertanian,industri, dan teknologi telah terpenuhi, maka tahap selanjutnya ialah tersedianya kekuatan finansial dan teknologi yang cukup bagi China untuk mengembangkan sektor militernya.

Adapun hal hal yang bisa mendorong China untuk memodernisasi militernya menurut Michael Chambers melalui jurnalnya yang berjudul “China’s Military Rise to Great Power Status : It’s Implications for United States in Southeast Asia, dalam Evelyn Goh dan Sheldon W.Simon, 2008 antara lain, pertama yaitu berawal dari kegusuran para pemimpin militer China ketika menyaksikan kekuatan militer yang memiliki teknologi lebih tinggi yang dimiliki AS selama Perang Teluk 1991, dari kondisi itulah menunjukkan adanya kesenjangan besar antara Perang Teluk AS dengan kapasitas militer yang dimiliki China. Kedua, dimana pada saat awal tahun 1990-an reformasi ekonomi China menunjukan perkembangan yang positif serta menjanjikan peningkatan potensi negara. Hal tersebut menjadi sumber utama bagi pemerintah China untuk mengalokasikan anggaran pengembangan militernya. Dan yang terakhir, berakhirnya Perang Dingin serta ancaman Soviet. China mulai memperbaiki kembali strategi keamanan mereka untuk menghindari terjadinya “People War” dan lebih berkonsentrasi kearah lain yang kemungkinan menjadi ancaman selanjutnya di wilayah perbatasan China.

Pada dasarnya peningkatan kekuatan militer menjadi salah satu isu yang sangat sensitif di dalam hubungan internasional, karena memiliki keterkaitan dengan isu pertahanan dan keamanan suatu negara. Menurut saya alasan China meningkatkan kekuatan pertahanan keamanan serta militer di dalamnya merupakan bentuk imbas dari perubahan kondisi keamanan global yang terus menuntut perubahan postur militer negara negara di dunia terlebih untuk kebutuhan keamanan pertahanan suatu negara. Misalnya dengan munculnya Revolution in Miliatary Affairs (RMA) yang menggambarkan tentang konsep keamanan di masa depan yang akan di dominasi oleh kekuatan militer berbasis teknologi informasi yang canggih. Dengan adanya hal ini menjadi penyebab China untuk mengejar kekurangan serta ketertinggalan kemampuan militernya dari AS yang sudah jauh lebih maju dibandingkan dengan China.

Selain itu juga China memiliki kekhawatiran tersendiri mengenai potensi konflik oleh beberapa negara tetangga nya seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan negara negara lainnya di wilayah Laut China Selatan yang memiliki masalah sengketa mengenai perbatasan wilayah keamanan nya. Lalu mengenai hubungannya dengan Jepang yang memiliki sejarah persengkatan masa lalu pada masa Perang Dunia membuat kekhawatiran China semakin meningkat dan berasumsi bahwa Jepang akan kembali muncul menjadi kekuatan utama di Asia Pasifik, baik dari segi ekonomi maupun militernya. Meskipun kekuatan militer Jepang itu bersifat pasifis, aliansi keamanannya dengan Amerika Serikat memberikan pengaruh pertahanan yang cukup kuat bagi Jepang. Hal tersebut akan menghambat laju pertumbuhan nya kekuatan China jika ingin mendominasi di Kawasan Asia Timur.

Dari asumsi – asumsi itulah yang melatarabelakangi China untuk meningkatkan anggarannya sebagai bentuk pengembangan militer dalam jumlah yang cukup besar dan terus naik secara bertahap dari tahun ke tahun. Menurut Jasen Castillo pada buku Militiary Expenditures And Economic Growth, Arroyo Center, Santa Monica, tahun 2001 Hal.50 – 51 menyatakan bahwa negara selalu memiliki sifat ambisius dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap semakin tingginya ambisi kebijakan luar negeri yang kemudian diterjemahkan ke peningkatan belanja militer. Kekayaan ekonomi suatu negara dapat pula menjadi faktor kebijakan negara dalam menentukan anggaran belanja militer. Dengan cara itulah China meningkatkan pertahanan dan keamanan militer agar bisa merebut kemampuan atau hal yang tertinggal dari negara negara lain agar tetap lebih unggul dibandingkan mereka. Maka dari itu, China mengsukseskan cara di bidang industri serta kuatnya perekonomian China sebagai trik untuk meningkatkan modernisasi alat pertahanan militer serta menjadi benteng pertahanan untuk menjamin keamanan internal dan eksternal bagi keberlangsungan aktifitasnya.

Menurut The Government Work Report tahun 2004 yang dibuat oleh Perdana Menteri Wen Jiabao dalam Pertemuan Kedua Kongres Rakyat Nasional ke-10, China berupaya untuk memodernisasi pertahanan nasional dan angkatan bersenjatanya dikarenakan hal tersebut merupakan jaminan penting untuk menjaga keamanan nasional serta demi kesejahteraan rakyatnya. Sebagai bagian dari strateginya, China akan memanfaatkan sains dan teknologi untuk membangun angkatan bersenjata yang kuat, karena fokus mereka adalah pada pengembangan persenjataan dan peralatan baru yang berteknologi tinggi.

Dengan adanya peningkatan militer ini, tentunya secara otomatis memicu reaksi negara tetangga yang cenderung menilai hal tersebut sebagai potensi ancaman bagi mereka. Seperti yang kita tahu, bahwa Jepang adalah negara tetangga terdekat China. Jepang menunjukkan kekhawatirannya mengenai peningkatan kekuatan militer tersebut dengan memberikan kritik terhadap China yang dianggap tidak transparan dalam melaporkan anggaran modernisasi militernya.

Jumlah anggaran militer China yang terkesan sangat besar inilah yang dinilai dapat memicu instabilitas kawasan serta memicu kemarahan negara negara di wilayah Asia Timur yang mengakibatkan terjadi nya perang di kawasan tersebut, mengingat Jepang yang memiliki sengketa masa lalu yang belum terselesaikan seperti kasus sengketa Laut China Selatan dan Kepuluan Senkaku atau Diaoyu. Dari persengketan masa lalu inilah yang berimbas hingga ke peningkatan pertahanan China. Hal inilah yang memicu ketegangan antara China – Jepang serta berdampak buruk terhadap hubungan diplomatik kedua negara.

Opini saya terhadap isu ini terkait perseteruan China – Jepang ini sebenarnya di dasari oleh adanya perbedaan persepsi mengenai modernisasi militer China. China menganggap bahwa pengembangan kekuatan militer yang ia lakukan adalah demi meningkatkan pertahanan untuk melindungi negaranya sendiri. Sementara jika dilihat dari argumen diatas, jepang menganggap peningkatan kekuatan tersebut berpotensi mengancam keamanan nya, sehingga meningkatkan security dilemma Jepang, serta jepang pun ikut meningkatkan pertahananya tersebut karena khawatir akan seranganya seperti di masa lalu. Dari perbedaan perspektif itulah yang menyebabkan hubungan diplomatik China dan Jepang menurun (deteriorating).

Dengan adanya isu ini kita menjadi tahu sebab kekhawatiran negara negara tetangga terhadap China akan peningkatan ketahanan militernya yang sebenarnya hanya bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan hal hal yang kurang dari China untuk mempertahankan benteng negara nya sendiri. Modernisasi militer China sendiri pada dasarnya bertujuan untuk melindungi diri dari kemungkinan adanya ancaman dari luar serta untuk menjamin keamanan nasional demi kesejahteraan rakyatnya. Namun bagi negara di wilayah sekitarnya terlebih Jepang justru khawatir atas tindakan tersebut serta membuat keberadaanya seperti mengancam kedudukan mereka dan dinilai dapat memicu peperangan kembali.

Referensi :
DR. Yanyan Mochamad Yani, Drs., M.A., Makna Pengembangan Kekuatan Militer China, http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/01/makna_pengembangan_kekuatan_ militer_China.pdf, hal 2.
Michael Chambers,China’s Militiary Rise to Great Power Status: It’s Implications for the United States in Southeast Asia, dalam Evelyn Goh dan Sheldon W. Simon, 2008, China the United States, and Southeast Asia : Contending Perspectives on Politics, Security, and Economics, Routledge, New York, Hal.168
Jasen Castillo, Julia Lowell, Ashley J.Tellis, Jorge Munoz dan Benjamin Zycher, 2001, Militiary Expenditures And Economic Growth, Arroyo Center, Santa Monica, Hal.50 – 51
Global Security, People’s Republic of China – Introduction, https://www.globalsecurity.org/militiary/world/china/intro.htm
Report on the Work of the Government (2004), at the Second Session of the Tenth National People’s Congress on March 5,2004), Wen Jiabao, Premier of the State Council, http://www.npc.gov.cn/zgrdw/englishnpc/Special_11_5/2010-03/03/content_1690623

Rekomendasi untuk anda

Jangan Lewatkan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini