Melalui Program PKL Mahasiswi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU Membantu Pencegahan dan Menanggulangi Dampak COVID-19 di Medan

Serah terima dengan Perwakilan Kepala Yayasan IHF Medan.

JURNALPOST – Pandemi COVID-19 telah berlangsung selama hampir satu tahun, hal ini tentu menyisakan banyak dampak negatif kepada berbagai pihak terkait, khususnya masyarakat. Data menunjukkan pada tanggal 27 September 2020 saja ada sebanyak 10.038 kasus aktif di wilayah Sumatera Utara. Hal ini tentu mengkhawatirkan karena akan terus terjadi pembatasan sosial berskala besar yang menghalangi aktivitas banyak orang. Atas dasar inilah Nadya Faradilla seorang Mahasiswi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU pun melakukan PKL bersama Sociarts Foundation dan dibimbing oleh supervisornya Malida Putri, S.Sos , M.Kesos selaku Dosen Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU. Kegiatan ini berlangsung pada September 2020 hingga Desember 2020.

Ia menyadari bahwa di Kota Medan, anak anak acapkali dipandang sebelah mata dalam proses pensosialisasian dan program pencegahan COVID-19. Bersama tempat praktikumnya yaitu Sociarts Foundation, ia pun segera merancang dan mengikuti alur program PKL di Sociarts Foundation yang menyasar anak-anak dan masyarakat untuk lebih sadar tentang bahaya COVID-19 dengan cara melakukan sosialisasi, workshop, dan pemberian donasi ke beberapa tempat.

Assessment awal dilakukan ke beberapa panti asuhan untuk mengecek kesiapan panti asuhan dan rumah ibadah dalam menanggulangi dan mencegah bahaya COVID-19. Sociarts juga melakukan assessment di beberapa kelurahan dan menemui beberapa kepala lingkungan untuk mengadakan cases conference, dan mengassesment wilayah mana yang paling abai masyarakatnya terhadap bahaya COVID-19. Kemudian, ia juga melakukan assessment ke beberapa yayasan dan terpilihlah “International Humanity Foundation (IHF)” sebagai tempat melakukan kolaborasi antar Lembaga untuk mengadakan workshop pembekalan soft skill ke anak anak kurang mampu.

Setelah melakukan assessment, Nadya pun mendapati bahwa banyak panti asuhan dan rumah ibadah yang tidak mempunyai fasilitas pencegahan yang memadai serta ia mendapati bahwa banyak masyarakat terkhususnya anak anak yang tidak memahami betapa pentingnya protokol kesehatan.
Selepas Assessment, maka teori dan tools yang digunakan dalam melakukan intervensi adalah menggunakan teknik Societal Values yakni menyesuaikan program sosial yang sudah ada dengan kebiasaan masyarakat setempat sehingga apa yang disampaikan dan dilakukan diharapkan bisa lebih mudah diterima oleh warga.

Diawal dilakukan program penyemprotan desinfektan gratis kepada panti asuhan dan rumah ibadah dibeberapa tempat untuk membantu mensanitasi dan mencegah virus berkembang biak ditempat tersebut.

Bersama Sociarts, Nadya juga merakit tempat cuci tangan dan tempat sampah untuk didonasikan kepada kepala lingkungan Tegal Sari Mandala III, Medan Denai. Disana mereka melakukan sosialisasi cara mencuci tangan dan bahaya COVID-19 serta membagikan masker kepada anak-anak peserta sosialisasi dan masyarakat sekitar.

Sosialisasi cara mencuci tangan yang baik dan benar kepada warga setempat.

Tak lupa, ia menyadari bahwa menjaga kesehatan mental dimasa pandemi sangatlah penting. Pandemi tak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tapi juga dapat mempengaruhi kondisi mental setiap orang. Terlebih lagi saat ini masyarakat dihadapkan pada aturan new normal yang mendorong masyarakat untuk beradaptasi cepat dengan kebiasaan baru. Kondisi tersebut diperparah dengan dampak sosial ekonomi yakni potensi terkena PHK yang membuat masyarakat risau masalah finansial, pekerjaan, dan masa depan seusai pandemi berakhir. Jika tidak segera ditangani, masyarakat dapat mengalami gangguan kesehatan mental atau penyakit mental. Untuk itu, Nadya membuat poster dan mengambil tema tentang “Kesehatan Mental”. Poster tersebut berisi panduan menjaga kesehatan mental dimasa pandemi untuk membantu menghimbau masyarakat agar menjaga kondisi mental dimasa sulit ini. Sebagai side projectnya sendiri, ia pun menyusun beberapa sosialisasi mandiri kepada masyarakat tentang menjaga kesehatan mental ditengah pandemi serta membantu anak-anak dan remaja untuk mulai memahami tentang mental health problems dan menyadari bahwa penyakit mental itu nyata.

“Saya rasa menjaga kesehatan mental samalah pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik dimasa sulit ini, karena akan sangat membantu kita untuk tetap beraktivitas dan sehat. Apalagi dimasa pandemi ini banyak masyarakat yang di PHK dan kehilangan pekerjaan, tentu hal tersebut sangatlah berpengaruh pada kondisi mentalnya. Untuk itulah saya memarakkan betapa pentingnya menjaga kesehatan fisik dan kesehatan mental di era pandemi. Karena kalau kondisi fisik dan mental masyarakat sehat, maka masyarakat pun akan semakin semangat dan giat dalam beraktivitas sehingga perekonomian masyarakat membaik serta kesejahteraan masyarakat pun meningkat.” Ujar Nadya
Setelahnya Sociarts pun melakukan workshop pembekalan soft skill di International Humanity Foundation dengan tujuan untuk membantu anak-anak SMA yang kurang mampu namun memiliki passion, agar mendapatkan kesempatan bersaing yang sama didunia kerja setelah mereka lulus dari yayasan tersebut.

Dampak yang dirasakan adalah, masyarakat yang telah dikunjungi sekarang lebih sadar akan bahaya COVID-19 dan mulai lebih aktif dalam memakai masker dan mengikuti protokol kesehatan yang ada, hal ini dibuktikan melalui pre-test dan post-test selama kegiatan berlangsung. Selain itu, masyarakat pun menjadi lebih aware pada kesehatan mentalnya.

Tak lupa, bantuan yang diberikan juga memberikan dampak dimana sekarang warga memiliki tempat cuci tangan di titik-titik kumpul mereka (rumah kepling). Dan juga untuk anak-anak kurang mampu yang mengikuti workshop sudah dilatih selama dua hari dan diberikan sertifikat untuk membantu mereka bersaing didunia kerja.

Terminasi pun dilakukan dengan secara resmi mengakhiri kegiatan-kegiatan yang dilakukan melalui serah terima dengan kepala lingkungan dan kepala yayasan yang telah mengikuti program program ini. Ia mengakui selama berpraktikum di Sociarts Foundation banyak melihat sisi lain dari pandemi yang kerap kali tidak terlihat sehari-hari, seperti masih banyaknya masyarakat yang acuh untuk mengikuti protokol kesehatan dan menganggap penyakit COVID-19 itu hoax. Lebih lagi, ia berharap semoga pandemi segera berlalu, dan masyarakat tetap mawas diri untuk mengikuti protokol kesehatan dan anjuran pemerintah.

Demikianlah susunan program praktikum yang telah dilaksanakan Nadya Faradilla untuk membantu pemerintah mencegah dan menanggulangi dampak COVID-19 pada masyarakat Kota Medan. Semoga kedepannya Kota Medan bisa berkembang lebih baik lagi serta COVID-19 segera berlalu.

Follow us onFollow JurnalPost on Google News Temukan di Google PlayTemukan di Google Play

Rekomendasi untuk anda

Terbaru

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini